<p><strong>DALUNG (28/12/2025)</strong> – Kegiatan Upacara Pemahayu Jagat di Desa Adat Dalung pada Jumat (19/12), bertempat di Perempatan Agung Desa Adat Dalung di Banjar Tegeh, Dalung. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua PHRI Kabupaten Badung sekaligus Tokoh Masyarakat Desa Dalung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, S.E., M.BA., Perbekel Dalung I Gede Putu Arif Wiratya, S.Sos., Bendesa Adat Dalung Ir. I Nyoman Widana kesarengin Prajuru Desa Adat Dalung., Jero pemangku Lanang Istri., Kelian Banjar Dinas se-Desa Dalung., WHDI., dan diatensi oleh Pecalang Desa Adat Dalung. </p> <p> </p> <p>Adapun kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan keharmonisan dan keseimbangan kehidupan berdasarkan konsep Tri Hita Karana, yaitu hubungan yang selaras antara manusia dengan Tuhan (Parahyangan), manusia dengan sesama (Pawongan), serta manusia dengan lingkungan (Palemahan). Upacara ini menjadi wujud bhakti dan rasa syukur krama desa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas anugerah keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan yang telah diberikan. </p> <p> </p> <p>I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, S.E., M.BA., mengatakan bahwa upacara yadnya ini digelar sebagai bentuk implementasi nilai luhur Tri Hita Karana yang menyimbolkan hubungan harmonis dalam kehidupan. <em><strong>“Pelaksanaan Upacara Pemahayu Jagat di Desa Adat Dalung merupakan wujud nyata penerapan nilai-nilai Tri Hita Karana dalam kehidupan masyarakat,” </strong></em>ungkapnya. Menurutnya, upacara ini menjadi sarana untuk mempererat hubungan manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui persembahyangan bersama, sekaligus memohon keselamatan dan keharmonisan bagi seluruh wilayah desa. Beliau menambahkan bahwa selain aspek spiritual, kegiatan Pemahayu Jagat juga mencerminkan keharmonisan antar sesama krama serta kepedulian terhadap lingkungan. Melalui kebersamaan dalam pelaksanaan upacara dan pesan untuk menjaga alam, masyarakat diajak untuk lebih sadar akan pentingnya hidup selaras, menjaga kebersihan, serta tidak merusak lingkungan.<em><strong> "Dengan demikian, Pemahayu Jagat tidak hanya bermakna sebagai upacara keagamaan, tetapi juga sebagai pengingat nilai keseimbangan hidup yang terus dijaga oleh Desa Adat Dalung,"</strong></em> tambahnya.</p> <p> </p> <p>Diwawancarai disela-sela kegiatan, Bendesa Adat Dalung Ir. I Nyoman Widana mengatakan bahwa pelaksanaan Upacara Pemahayu Jagat merupakan bentuk upaya nyata masyarakat Desa Adat Dalung dalam menjaga keharmonisan kehidupan sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana. Upacara ini dilaksanakan sebagai permohonan keselamatan, kerahayuan, dan keseimbangan alam kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, khususnya di tengah berbagai peristiwa alam yang belakangan terjadi, seperti banjir yang melanda Bali maupun daerah lainnya. <em><strong>“Melalui Upacara Pemahayu Jagat, masyarakat diajak untuk kembali menyadari pentingnya menjaga hubungan yang selaras antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, serta manusia dengan lingkungan,” </strong></em>ujarnya. Selain sebagai bentuk bhakti spiritual, upacara ini juga menjadi pengingat bersama agar masyarakat lebih peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan, termasuk tidak membuang sampah sembarangan. Dengan demikian, nilai-nilai Tri Hita Karana tidak hanya dipahami secara filosofi, tetapi juga diwujudkan dalam perilaku sehari-hari demi terciptanya kehidupan yang harmonis dan berkelanjutan di Desa Adat Dalung.</p> <p> </p> <p><strong>(KIMDLG-005).</strong></p>
Desa Adat Dalung Gelar Upacara Pemahayu Jagat, Wujud Implementasi Nilai Luhur Tri Hita Karana
28 Dec 2025